Anak-anak memiliki segudang aktivitas yang membuat kita tersenyum senang, namun kadang-kadang juga membuat kita marah. Saat anak mulai bertingkah yang kurang menyenangkan bagi orang tuanya seperti tiba-tiba rewel tanpa sebab, uring-uringan, memecahkan barang, usil pada saudaranya dan sebagainya perlu keterampilan orangtua untuk menghadapi perilaku anak tersebut.
Biasanya orangtua yang tak sanggup menahan emosi akan langsung membentak dan menunjukkan kemarahannya pada anak. Hal ini mungkin efektif untuk membuat anak terdiam. Namun, efeknya sungguh tidak baik bagi anak. Amarah yang Anda tunjukkan pada anak akan membuatnya takut dan sakit hati. Apa yang dialami si kecil akan berpengaruh saat dia dewasa nanti.
Jika Anda memaksakan diri untuk memarahi anak dalam keadaan emosi, maka Anda cenderung akan langsung menyalahkan anak. Anda mungkin juga akan membentak, mengeluarkan kata-kata kasar hingga melampiaskan kemarahan secara fisik seperti mencubit, menjewer, dan memukul. Hal ini tentunya tidak baik bagi mental anak. Anak akan merasa terpukul dan merasa sangat bersalah.
Saat anak bertingkah dan membuat emosi Anda terpancing, maka diamlah sejenak. Tarik nafas dalam-dalam dan jika perlu tinggalkan anak sendirian sampai Anda tenang. Setelah hati Anda mulai tenang, datangilah anak Anda dan ‘marahi’ dia dengan bijak. Memarahi anak berbeda dengan meluapkan amarah dengan membabi buta.
Sebelum memarahi anak, ajaklah dia duduk dan berdialog. Jika anak sangat rewel dan tak bisa diam, ajaklah dia duduk dan tataplah matanya dengan lembut. Ajaklah dia berbicara dengan bahasa yang lembut dan mudah dimengerti anak bahwa apa yang dia lakukanitu tidak baik. Daripada mengatakan “jangan”, cobalah untuk mengarahkannya kepada aktivitas yang posiif. Misalnya kalimat, “Adik, jangan main lari-larian!” gantilah dengan kalimat, “Ayo Nak, duduk sini. Sini anak sholeh,” Terdengar lebih positif, bukan?
Kendalikan sebisa mungkin emosi yang muncul saat anak bertingkah. Tanamkan pada diri Anda bahwa anak sangat rentan terhadap kalimat negatif. Jika mereka terlalu sering tepapar kata-kata negatif, maka saat dia dewasa, dia akan mengingatnya dan membentuk karakternya.
Selain itu, anak adalah peniru ulung. Saat Anda suka memarahinya, dia akan meresponnya dengan menirukan kemarahan Anda. Anak-anak kita menjadi begitu pemarah. Semua yang ditunjukkan orangtua akan dia tirukan. Jadi, mulai sekarang pandailah menjaga emosi saat anak bertingkah. Semoga bermanfaat.