Usia anak-anak adalah usia tumbuh kembang. Saat usia ini anak mengalami pertumbuhan baik itu secara fisik tubuhnya maupun perkembangan kecerdasannya. Sehingga gizi seimbang sngat diperlukan pada masa-masa ini.
Saat ini mungkin sudah banyak orang tua yang sadar akan kebutuhan gizi anak. Namun sayangnya belum banyak yang memahami bahwa cara masak juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas gizi dalam makanan yang diberikan kepada anak. Metode memasak yang salah dapat mengakibatkan hilang atau rusaknya kandungan gizi dalam makanan. Sebab itu, penting bagi ibu untuk tahu metode memasak yang tepat untuk meminimalkan risiko kehilangan zat gizi dalam makanan yang dimasak.
Mengukus. Memasak dengan cara mengukus akan meminimalkan zat gizi yang hilang. Mengukus membantu mempertahankan kandungan vitamin larut air, seperti vitamin C. Air sisa mengukus juga dapat dijadikan kaldu untuk membuat pure.
Memanggang. Memanggang relatif dapat menjaga nilai gizi dari bahan pangan yang dimasak. Pemanggangan disini dapat dilakukan dengan menggunakan oven.
Merebus. Memasak dengan metode ini mengakibatkan banyaknya zat gizi yang terbuang (khusunya vitamin larut air yakni vitamin B, Vitamin C, juga mineral). Jadi, untuk meminimalkan banyaknya zat gizi yang hilang, dapat dilakukan dengan cara menggunakan sedikit air untuk merebus. Air sisa rebusan sayuran organik dapat digunakan sebagai kaldu untuk membuat pure.
Memasak dengan slow cooker. Alat ini cocok untuk memasak daging. Daging yang dimasak menggunakan alat ini teksturnya menjadi empuk sehingga cocok untuk makanan bayi. Apabila ingin ditambahkan sayuran, penambahannya saat makanan yang diolah sudah hamper matang, sehingga tidak banyak kandungan gizi yang rusak. Bila biasanya untuk memasak daging membutuhkan waktu hingga 4-6 jam, maka tambahkan sayuran kurang lebih 30 menit seblum makanan diangkat.