Tidak sesuai situasi rasanya bila di hari raya yang penuh kegembiraan ini kita harus mentadabburi al-Baqarah 120:
ﻭَﻟَﻦْ ﺗَﺮْﺿَﻰٰ ﻋَﻨْﻚَ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩُ ﻭَﻟَﺎ ﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯٰ ﺣَﺘَّﻰٰ ﺗَﺘَّﺒِﻊَ ﻣِﻠَّﺘَﻬُﻢْ ۗ ﻗُﻞْ ﺇِﻥَّ ﻫُﺪَﻯ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻬُﺪَﻯٰ ۗ ﻭَﻟَﺌِﻦِ ﺍﺗَّﺒَﻌْﺖَ ﺃَﻫْﻮَﺍﺀَﻫُﻢْ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺟَﺎﺀَﻙَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ۙ ﻣَﺎ ﻟَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻦْ ﻭَﻟِﻲٍّ ﻭَﻟَﺎ ﻧَﺼِﻴﺮٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Tapi begitulah keadaannya, justru di hari semua muslim lagi bergembira ini kita harus sadar bahwa musuh-musuh agama ini merasa gerah. Kebencian di dalam hati mereka semakin berkobar. Syi’ar agama kita yang mentauhidkan Allah itu membuat gejolak di dada mereka semakin membara.
Hal itu bisa kita buktikan dengan ucapan takbir, tahmid dan tahlil yang kita lantunkan di hari raya.
( ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻛﺒﺮ ، ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ، ﻻ ﺍﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ، ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ، ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻭﻟﻠﻪ ﺍﻟﺤﻤﺪ , ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻛﺒﻴﺮﺍً ، ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻛﺜﻴﺮﺍً ، ﻭﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻜﺮﺓ ﻭﺃﺻﻴﻼً ، ﻻ ﺍﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ، ﺻﺪﻕ ﻭﻋﺪﻩ ، ﻭﻧﺼﺮ ﻋﺒﺪﻩ ، ﻭﺃﻋﺰ ﺟﻨﺪﻩ ، ﻭﻫﺰﻡ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ ﻭﺣﺪﻩ ، ﻻ ﺍﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﻧﻌﺒﺪ ﺇﻻ ﺇﻳﺎﻩ ﻣﺨﻠﺼﻴﻦ ﻟﻪ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﻟﻮ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ )
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji hanya untuk Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, yang menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan sendiri musuh-musuh-Nya. Tiada Tuhan selain Allah. Dan kami tidak menyembah selain Dia dengan memurnikan kepatuhan kepada-Nya, sekalipun orang-orang kafir membenci.”
Bisa dipahami sendiri apa kira-kira rahasianya Rasulullah mengajarkan kita syi’ar lebaran dengan kalimat seperti ini.
Karena itu, kita optimis bahwa peristiwa ini adalah pertanda baik untuk perkembangan dakwah Islam ini di masa yang akan datang. Khususnya di wilayah itu.
Kalau tidak ada kejadian ini kita tidak akan tahu bahwa saudara kita sesama muslim di sana selama ini amat ditekan. Bahkan kita tidak akan menyadari bila di sana ada komunitas muslim.
Kejadian itu juga membukakan mata kita siapa orang-orang ini sebenarnya. Kita semakin tahu kualitas para pemangku jabatan dan pengambil kebijaksanaan.
Semakin jelas kedudukan orang yang fisiknya berada di sini tapi hatinya ada di sana.
Ya Allah, karuniakanlah ke-‘izzahan kepada Islam dan kami umat Islam.
Ustadz Zulfi Akmal, Lc. MA.