Allah berfirman : (QS. Al-Baqarah:79) “Sungguh celakalah orang-orang yang menulis dengan tangan mereka, lalu mereka katakan, “Kitab ini dari Allah”, untuk mendapatkan keuntungan yang sedikit. Sungguh celakalah mereka karena tulisan tangan-tangan mereka, dan sungguh celakalah mereka karena usaha mereka.”
Para pendeta Yahudi telah berani menyatakan bahwa apa yang mereka tulis adalah merupakan ayat-ayat Taurat. Mereka dengan sesuka hati berkata kepada masyarakatnya bahwa segala perubahan yang mereka lakukan terhadap Kitab Taurat adalah datang dari perintah Allah. Perubahan yang mereka lakukan terhadap isi Taurat adalah untuk memperoleh keuntungan bagi diri mereka, yang berasal dari suap dan upah karena mengikuti kehendak dan kemauan masyarakat mereka. Perubahan-perubahan yang dilakukan para pendeta Yahudi terhadap Kitab Taurat mencakup 3 macam hal, yaitu:
- merubah sifat Nabi;
- membuat kebohongan atas nama Allah;
- menghalalkan suap.
Imam Muhammad Abduh menjelaskan sebagai berikut: “Barang siapa ingin melihat naskah asli yang dipergunakan oleh orang-orang Yahudi dahulu, silahkan dia melihat di hadapannya, tentu ia akan dapat mengetahuinya dengan jelas dan terang. Dia akan memperoleh beberapa karangan yang berisikan aqidah-aqidah dan hukum yang sudah diputarbalikkan arti dan pengertiannya, sehingga menyesatkan dan merusak agama. Tetapi perbuatan tercela ini tetap mereka katakan sebagai Kitab-kitab suci berasal dari Allah, padahal sebenarnya tidak, bahkan menjadikan orang sesat. Dari memahami Kitab Allah dan menjauhkan manusia dari hidayah-Nya.”
Perbuatan tercela semacam ini hanyalah mungkin timbul dari tipe manusia berikut ini:
- Orang yang menyelewengkan agama dan sengaja merusaknya serta bermaksud menyesatkan para pemeluknya. Agama semata-mata dijadikan kedok dan orang ini berlagak menjadi orang shaleh di depan umum. Tetapi sebenarnya dia bermaksud menipu masyarakat, sehingga apa yang ditulis dan dikatakannya mudah dipercayai masyarakat.
- Orang yang suka membuat dalih-dalih dan mengutamakan penakwilan kata-kata sehingga membuat masyarakat menganggap ketentuan agama. Dengan adanya masyarakat yang tidak lagi teguh berpegang kepada agama, maka mereka memperoleh harta dan pangkat dengan mudah.
Pendeta Yahudi dengan cara-cara memutarbalikkan ayat-ayat Taurat itu telah menjadikan agama barang dagangan yang mereka perjualbelikan untuk kepentingan duniawi mereka.
Syaikh Musthafa Al Maraghi