Manfaat Fitoestrogen untuk Wanita Menopause

Menopause adalah masa dimana menstruasi berhenti yang akan terjadi pada wanita yang telah memasuki usia tertentu. Menopause ditandai dengan berakhirnya siklus menstruasi dan berbagai gejala lain seperti susah tidur, gangguan fungsi seksual, cairan vagina mengering dan timbulnya gangguan kardovaskuler dan osteoporosis atau pengeroposan tulang.

Hal tersebut terjadi karena berkurangnya produksi hormon estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan struktur tulang dan enyerapan kalsium. Oleh karena itu, wanita menopause memerlukan suplai estrogen untuk menghindari osteoporosis.

Namun, hormon estrogen dapat menimbulkan efek samping yang tidak mengenakkan, salah satunya adalah tumor payudara. Sebagai alternatif, wanita memilih untuk menggunakan fitoestrogen. Fitosetrogen berasal dari kata fito yang artinya adalah tanaman dan estrogen yakni salah satu dari kelompok hormon steroid yang diproduksi oleh ovarium, plasenta, kelenjar adrenal dan dalam jumlah kecil, oleh testis laki-laki.

Fitoestrogen terdiri dari 3:

  1. Isoflavonoid : contohnya pada kacang kedelai, buncis, kacang panjang, bawang putih, strawberry.
  2. Comenstains: contohnya pada kecambah (tauge), kacang-kacangan dan biji bunga matahari, serta alfalfa dan clover. Dua tanaman terakhir itu tidak ditemukan di Indonesia.
  3. Lignans: contohnya pada padi, bawang putih, brokoli, wortel, kentang, jeruk dan apel.

Biasanya wanita yang mengalami menopause mengonsumsi bahan makanan yang mengandung fitoestrogen untuk menggantikan fungsi estrogen, meskipun efeknya tak terlalu kuat. Seperti yang dilansir oleh dakwatuna.com (04/12/2014), beberapa studi pada hewan percobaan maupun manusia telah dilakukan untuk mengetahui manfaat fitoestrogen dalam mengurangi gejala-gejala menopause.

Contoh studi di Cina pada wanita menopause yang mengalami osteoporosis menggunakan salah satu jenis fitoestrogen dalam bentuk kemasan kapsul. Hasil penelitian tersebut belum cukup membuktikan adanya perbaikan struktur tulang osteoporosis pada wanita menopause. Kesimpulannya, efek fitoestrogen belum cukup kuat seperti estrogen, sehingga fitoestrogen belum dapat menjadi alternatif untuk menaggulangi efek menopause pada wanita.