Posisi dan Kenikmatan

Posisi menentukan prestasi. Kalimat ini bisa menjadi sebuah kenyataan, terutama jika menyangkut posisi berupa prestasi atau brand produk suatu perusahaan di mata konsumennya. Dalam dunia bisnis, positioning memiliki peran yang amat signifikan. Urgensi sebuah posisi tidak hanya ada di dunia bisnis dan pemasaran saja. Dalam hal ibadah kita sering mendengar istilah tuma’ninah dalam syari’at sholat. Sebuah keniscayaan bahwa sholat yang berkualitas atau khusyu’ tidak terlepas dari adanya unsur tuma’ninah yang harus dipenuhi. Dalam pengertian umum tuma’ninah sering diartikan berhenti sejenak.

Tuma’ninah yang merupakan salah satu rukun sholat dapat dicapai jika  tiap-tiap anggota dari tubuh ini telah berada dalam posisinya secara sempurna. Posisi yang tepat dalam semua bagian. Saat sujud misalnya, maka saat itu posisi tulang belakang, posisi tangan, kepala dan anggota badan lainnya harus berada pada tempatnya. Belum di katakan tuma’ninah apabila kepala sudah di angkat padahal saat itu kepala kita belum benar-benar menyentuh tempat sujud secara sempurna. Seandainya sholat kita benar-benar tuma’ninah, tenang, tidak tergesa-gesa dan pada tiap rukunnya anggota badan kita di berikan hak untuk menempati posisinya maka kenikmatan dalam sholat akan kita rasakan, InsyaAllah.

Dalam membaca Al-Qur’an, posisi juga memiliki peran yang sangat penting. Pada awal belajar membaca Al-Qur’an kita harus memahami ilmu makharijul huruterlebih dahulu. Makharijul huruf  merupakan tempat-tempat keluarnya bunyi huruf hijaiyah ketika dibaca. Masing-masing huruf memiliki karakteristik yang berbeda dalam pelafazannya. Agar bunyi huruf itu dapat dibedakan dengan bunyi huruf lainnya dengan sempurna maka tiap-tiap huruf harus di ucapkan dengan posisi yang benar. Mulai perut bibir bagian luar terus ke bagian dalam mulut sampai tenggorokan paling bawah harus sesuai pada posisinya. Saat melafazkan huruf hijaiyah ke empat (tsa) misalnya harus tepat dimana posisi lidah, apakah menyentuh gigi depan, gigi geraham atau langit-langit mulut. Semua harus tepat pada posisinya, jika hal itu tidak dilakukan maka huruf yang akan terlafazkan tidak akan sesuai dengan bunyi yang seharusnya. Kenikmatan membaca Al-Qur’an akan lebih mudah kita rasakan jika tiap-tiap huruf keluar pada tempatnya atau sesuai dengan makharijul huruf yang seharusnya, insyaAllah. Dengan hal itu maka membaca dan mendengarkan merupakan sebuah kenikmatan yang selalu kita nanti-nantikan.

Berbagai tekanan, stress yang saat ini banyak menimpa masyarakat juga dapat disebabkan karena tidak tepat dalam menempatkan masalah yang ia hadapi pada posisi yang yang seharusnya. Saat terjadi bencana erupsi Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, beberapa bulan yang lalu misalnya, penempatan posisi yang tepat atas masalah dari para korban tersebut sangat berpengaruh dalam menghadapi ujian yang mereka hadapi. Seorang nenek dengan tiga orang cucu, salah satu korban yang rumah dan harta bendanya telah lenyap mengatakan bahwa pada saat terjadinya erupsi itu mereka mengira bahwa hari itu adalah hari kiamat. Pasir yang jatuh dari langit terasa panas menerpa muka dan kulit mereka, mereka panik dan takut. Tapi subhanallah, saat ditanya bagaimana keadaanya sehari setelah bencana tersebut terjadi, ia mengatakan bahwa dirinya sudah merasa lebih baik dan sangat bersyukur kepada Allah, karena anak dan cucunya masih selamat, soal rumah dan harta yang telah lenyap, ia mengatakan, insyaAllah akan ada ganti yang lebih baik dari Allah SWT.

Berbeda dengan jawaban seorang remaja yang jarak rumahnya jauh dari pusat bencana. Saat bencana itu terjadi hanya sumpah serapah yang ia lontarkan. Ia salahkan abu erupsi Merapi  yang beterbangan hingga mengotori jemuran di rumahnya. Ia salahkan pemerintah dan keadaan yang telah terjadi saat itu. Hasilnya ia semakin terpuruk semakin tersiksa dan semakin tertekan dengan keadaan itu. Yang terjadi padanya tidaklah seberapa jika di bandingkan dengan yang menimpa nenek di atas yang telah kehilangan rumah dan harta bendanya. Namun penempatan posisi yang tepat dalam menanggapi kejadian  tersebut membuat hidup nenek tersebut lebih nikmat. Sedangkan remaja yang salah dalam menempakan posisi masalah yang ia hadapi membuatnya semakin tidak bisa menikmati hidup.

Syukuri apapun yang saat ini terjadi pada diri kita adalah salah satu kunci menikmati hidup ini. Dengan bersyukur maka hidup semakin nikmat dan indah. Syukuri, karena posisi kita tidak akan berubah dengan mengkufurinya. Dengan bersyukur maka kita akan nikmat berada pada posisi saat ini. Dengan menikmati posisi atau keadaan yang saat ini kita alami dan tidak membading-bandingkan dengan kondisi yang tidak terjadi pada diri kita maka rasa syukur akan selalu ada pada diri kita. Penempatan posisi yang tepat dalam berbagai hal dapat menimbulkan kenikmatan yang selalu dicari-cari oleh semua orang. InsyaAllah.