Al Bukhari Tidak Meriwayatkan Satu Hadits pun dari Imam Ahlul Bait?

Prof Quraish Shihab berkata dalam bukunya “Sunnah dan Syiah Bergandengan, Mungkinkah?”:

“Ulama-ulama Syiah juga berkecil hati karena pakar hadits Ahlusunnah tidak meriwayatkan dari imam-imam mereka.. Imam Bukhari, misalnya, tidak meriwayatkan satu hadits pun dari Ja’far ash-Shadiq, Imam ke-6 Syiah Imamiyah, padahal hadis – hadisnya cukup banyak diriwayatkan oleh kelompok Syiah.” (hal. 150).

Ini tidak sepenuhnya benar. Karena Imam Bukhari ternyata meriwayatkan dari Imam Ja’far Ash-Shadiq hadits marfu’ dalam Al-Adab Al-Mufrad dan dalam At-Tarikh Ash-Shaghir.
Memang, beliau tidak mengeluarkan hadits dari jalur Ja’far Ash-Shadiq dalam shahihnya tapi itu bukan berarti mengurangi penilaiannya terhadap Ja’far, toh Al-Bukhari bahkan tak meriwayatkan hadits dari Asy-Syafi’i dan itu bukan berarti dia tidak suka Asy-Syafi’i.

Gambar di atas adalah foto kitab Al-Adab Al-Mufrad yg ditahqiq Syekh Al-Albani berisi hadits yg diriwayatkan Al-Bukhari melalui jalur Ja’far Ash-Shadiq dari ayahnya Muhammad Al-Baqir.

Hadits diatas juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya nomor 256 tapi bukan melalui jalur Ja’far, melainkan dari jalur Ma’mar bin Yahya bin Saam dari ayahnya Ja’far yaitu Muhammad Al-Baqir.

Dengan demikian Al-Bukhari mengeluarkan hadits dari Muhammad Al-Baqir Abu Ja’far yang dianggap rafidhah sebagai imam mereka.

Al-Bukhari sendiri meriwayatkan beberapa hadits dari Abu Ja’far Muhammad Al-Baqir dalam shahihnya dan juga dari ayahnya yaitu Ali bin Husain yang bergelar Zainal Abidin.
Jadi amat keliru kalau dikatakan bahwa Al-Bukhari tidak meriwayatkan dari para imam Ahlul Bait, toh mereka semua adalah IMAM AHLUS SUNNAH YANG NAMANYA DICATUT OLEH SYIAH SEBAGAIMANA NASHRANI MENCATUT NAMA NABI ISA alahis salam.

Lagi pula kesan dari pernyataan Pak Quraisy ini seakan banyak para ahli hadits Sunni yang tidak meriwayatkan dari jalur Ja’far Ash-Shadiq, padahal hanya Al-Bukhari dalam Shahihnya. 

Ja’far Ash-Shadiq merupakan perawi dalam Shahih Muslim di banyak tempat, dan semua penulis kitab sunan yg empat, Imam Ahmad dan merupakan guru Imam Malik bin Anas yang banyak meriwayatkan dari Ja’far dalam Al-Muwaththa`.

Dengan demikian jelas keliru ucapannya yang mengatakan “pakar hadits Ahlus Sunnah tidak meriwayatkan dari imam-imam mereka.”

Tambahan:

Sedangkan riwayat Al-Bukhari berupa hadits marfu’ dalam At-Tarikh Ash-Shaghir bisa dilihat di jilid 1 hal. 55 (tahqiq Az-Zayid), atau At-Tarikh Al-Awsath tahqiq Taisir Sa’d jilid 1 hal. 347:

حَدَّثَنَا محمد ، قال : حَدَّثَنَا عَبد الله بن مسلمة ، قال : حَدَّثَنَا سليمان بن بلال ، عَن جعفر ، عَن أبيه ، عَن جابر قال أقام النبي صَلَّى الله عَليهِ وسَلَّمَ بالمدينة تسع سنين ثم أذن في الناس بالحج فخرج حتى كان بذي الحليفة ولدت أسماء بنت عُمَيس محمد بن أبي بكر. 

Ustadz Anshari Taslim, Lc.

Catatan:

Berikut sedikit tambahan dari al-faqir untuk penjelasan mumtaz beliau di atas (Ustadz Anshari). Yaitu mengenai rijalnya. Tertulis Ja’far saja, barangkali akan ada yang mengira bahwa itu yang dimaksud adalah Ja’far bin Maimun yang juga merupakan salah satu syaikh dari Wuhaib.

Maka jika ada yang menyangka seperti itu, sangkaannya itu telah keliru. Karena Ja’far bin Maimun tidak meriwayatan dari ayahnya sebagaimana sanad dalam riwayat Adabul-Mufrad tsb. Ja’far yang meriwayatkan dari ayahnya tidak lain adalah Ja’far Ash-Shadiq.
Kemudian, terdapat pula riwayat lainnya melalui jalur Ja’far Ash-Shadiq masih dalam Adabul-Mufrad.

Ja’far disini juga Ash-Shadiq, sebagaimana terlihat bahwa yang meriwayatkan darinya adalah Ad-Darawardi, dia merupakan salah satu murid beliau. Namanya ‘Abdul ‘Aziz. Beliau adalah Al-Imam Al-‘Alim Al-Muhaddits ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad Ad-Darawardi. Dan tidak meriwayatkan dari yang bernama Ja’far kecuali Ja’far Ash-Shadiq, tidak ada Ja’far bin Maimun.