Alergi Udang atau Alergi Protein?

Udang atau seafood merupakan salah satu makanan kegemaran masyarakat Indonesia. Selain mudah didapatkan, kandungan gizi dari seafood juga bisa diandalkan. Namun sayangnya, tidak semua masyarakat Indonesia yang tidak bisa mengkonsumsi udang atau seafood yang lainnya dikarenakan alergi.

Bentuk alergi yang timbul bermacam-macam, bisa berupa gatal-gatal, mual, pusing, hingga muntah. Selama ini banyak yang mengira ini adalah bentuk antipati tubuh terhadap udang atau seafood. Benarkah demikian? Udang atau seafood yang lainnya merupakan sumber protein hewani yang baik. Selain tubuh mendapatkan protein, tubuh juga mendapatkan kandungan garam yang didalamnya ada mineral Na dari daging udang atau seafood.

Protein makanan di dalam tubuh diserap dalam bentuk asam amino, bukan berupa peptida-peptida yang masih berikatan. Pada saat makanan berprotein masuk ke dalam tubuh, protein ini kemudian dipecah menjadi asam amino sederhana untuk bisa diserap oleh tubuh. Namun sayangnya kemampuan tubuh untuk memutus ikatan peptida antara masing-masing orang berbeda. Ada yang mampu memotong semua protein yang masuk kedalam tubuh, namun ada juga yang hanya mampu memutus sebagaian ikatan saja. Jadi hanya sebagian saja yang terurai menjadi asam amino yang dapat diserap oleh tubuh. Pada sisa protein yang tidak bisa diputus ikatannya, tubuh akan memberikan reaksi berupa alergi. Hal ini tidak hanya terjadi apabila kita mengkonsumsi udang saja, namun juga pada seafood lainnya.

Bagaimana dengan protein nabati? Selama ini kita jarang menemukan kasus orang alergi tempe atau tahu yang notabene merupakan sumber protein nabati. Hal ini disebabkan protein dalam sumber hewani lebih kompleks dibandingkan dengan protein nabati. Jadi, protein dari sumber nabati lebih mudah diputus menjadi asam amino yang sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh.