Dua bulan lalu, Allen, seorang anak Kristen tetangga persis sebelah rumah, Saya ajak naik motor ke alun-alun, bareng anak saya Quraisy, dan Omat seorang anak Muslim lainnya. Biasa, iseng jalan sore nyari angin sama jajanan buat bocah.
Allen duduk di paling belakang, menjepit Omat, dan sepanjang perjalanan dia banyak cerita, ngalor ngidul tidak jelas khas bocah kelas 1 SD. Mula-mula saya timpali ocehannya dengan sabar, tapi karena semakin tidak jelas intonasi cadelnya, jadilah saya banyak diam. Fokus nyetir motor di jalan mulus bebas hambatan.
Menjelang masuk alun-alun, dari belakang punggung sayup-sayup terdengar lantunan ayat suci Al-Qur’an surat An-Nas dibacakan, Lengkap dengan makhraj tajwid pantas diacungi jempol. Saya pikir itu ulah Omat. Namun, kaget betul saya begitu menoleh rupanya si Allen yang melantunkannya!
Saya tunggu dia selesai satu surat kemudian saya interogasi.
“Lho?! Kok kamu hafal ayat Al-Qur’an? Siapa yang ngajarin?”
“Iya. Di sekolah diajarin sama Bu Guru.”
“Memangnya kamu sekolah dimana? SDIT kah?”
“Enggak, aku sekolah di SD Negeri.”
“Kamu kan Kristen? Kok diajarin juga?”
“Itu sama bu gurunya aku disuruh baca buku aja. Tapi kan kedengeran ngajinya. Jadi lama-lama aku hafal juga.”
“Terus sama Mamahmu gimana? Di rumah suka ngaji juga?”
“Iya. Sama mamah gapapa, Katanya gapapa kalo ngaji, biar pinter.”
“Sekarang udah hafal berapa surat?”
“Udah hafal 5 surat.”
“Susah ngafal Al-Qur’an?”
“Enggak.Malah enak, gampang. Enakan ngafal Al-Qur’an daripada pelajaran lainnya.”
“MasyaAllah…! MasyaAllah…! MasyaAllah…! Mudah-mudahan nanti kamu jadi Muslim ya, Len…”
Semalaman itu saya merenungi banyak hal, Betapa pendidikan adalah sarana efektif merusak atau memperbaiki ummat. Maka sejarah mencatat selalu terjadi perang hebat pada ranah pendidikan antara Muslimin versus kuffar demi menarik lawan masuk jadi bagian dari kelompoknya sebagaimana firman Allah:
“Dan orang-orang Yahudi serta Nashara itu tidak akan ridha hingga kalian mengikuti agama mereka.”
Hari ini kita lihat banyak sarjana-sarjana muslim hancur ke-Islam-annya akibat brainwash yang didapat selama belajar Islam di institusi-institusi kuffar, Bahkan generasi muda pun ikut dihancurkan melalui sekian acara Tivi yang menayangkan program-program pembusukan aqidah, manhaj, serta akhlak
Dan karena paham betul efektifitas pendidikan sebagai sarana memenangkan pertempuran abadi ini, Mereka tidak akan rela kalau sedikit saja simbol ke-Islam-an masuk di dunia ini, seperti mereka hendak lakukan beberapa waktu lalu dengan rencana melarang doa cara Islam sebelum memulai pelajaran!
Kasus Allen tadi contoh nyata dan klasik betapa penting pendidikan dalam mempengaruhi manusia.Jadi bagi para bapak para ibu Muslim sedunia, hati-hati memilihkan institusi pendidikan untuk anak! Allen aja bisa hafal Al-Qur’an, bukan tidak mungkin kalau sembarangan milih sekolah, anak kita nantinya anggap Tuhan ada tiga!
NaudzubIllahi min dzalik!